Selamat datang di revolusi industri 4.0......
Istilah “Revolusi Industri 4.0” ini bisa dibilang sedang hits akhir-akhir ini. Topik tentang
Revolusi Industri 4.0 sering diangkat dalam forum-forum kependidikan atau
bahkan forum diskusi umum. Sejujurnya aku sendiri baru tahu tentang istilah ini
pada bulan Oktober 2018 lalu - tepatnya pada saat aku mengikuti diklat
pembelajaran STEM untuk guru.
Barangkali ada yang bertanya-tanya, memang apa sih revolusi industri
4.0 itu? Jika sekarang memasuki 4.0, lalu apa revolusi industri 1.0, 2.0 dan
3.0?.
Secara istilah, revolusi industri berarti perubahan terhadap
cara memproduksi barang. Dalam sejarah, tercatat telah tercatat 3 kali
perubahan tentang industri ini. Begini gambaran singkatnya:
Revolusi Industri 1.0
à tenaga
manusia dalam industri digantikan oleh mesin uap
Revolusi industri 2.0
Ã
produksi dengan mesin uap digantikan dengan tenaga listrik
Revolusi industri 3.0
à diberlakukannya otomasi,
yaitu mesin yang bergerak dan dapat berpikir secara otomatis dengan menggunakan
komputer atau robot.
Kini kita telah memasuki Revolusi industri 4.0 (bahkan
kabarnya Jepang sudah bersiap untuk Revolusi Industri 5.0). Ciri dari
revolusi industri 4.0 adalah internet of
things (atau bisa dibilang, segala sesuatu kini terhubung dalam internet), big data (berhubungan dengan informasi
user), cloud computing (penyimpanan
data menggunakan internet), dan AI (artificial
intelligence atau kecerdasan buatan) serta machine learning (mesin yang memiliki kemampuan untuk belajar). Dari
ciri-ciri tersebut, dapat kita tarik benang
merahnya pada 1 hal, yaitu: internet.
Ya, internet memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat di era modern sekarang, atau kita sebut saja era digital. Setiap hari, setiap waktu, kita bebas mengakses
internet. Pertanyaannya, apa yang dapat kita lakukan dengan internet?.
Be Creativepreneur
Sebelum membahas tentang creativepreneur, mari kita singgung sedikit tentang kakaknya, entrepreneur. Istilah entrepeneur tentu tidak asing lagi kita dengar.
Entrepeneur dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai wirausaha, atau
seseorang yang menciptakan sebuah peluang usaha. Tahu Gibran Rakabuming, anak
Presiden Jokowi, yang juga memiliki usaha martabak Markobar?. Nah, bolehlah mas
Gibran ini kita jadikan salah satu contoh entrepreneur. Lainnya? Ya masih
banyak lagi, lihat saja di sekeliling kamu, pasti ada.
Namun di era digital, era Revolusi Industri 4.0, ada
pekerjaan baru yang tumbuh subur dan berkembang pesat, yakni: Creativepreneur.
Apa pula itu
Creativepreneur?
Creativepreneur
berasal dari kata creative yang berarti kreatif dan entrepeneur yang berarti
pengusaha atau wirausaha. Creativepreneur
adalah wirausaha yang bisnisnya bergerak di bidang kreativitas. Maksudnya,
usaha yang dijalani tidak hanya sekadar menyediakan barang atau jasa, tapi ada
usaha kreatif di dalamnya.
Bidang usaha kreatif ada banyak macamnya, seperti: bidang
animasi, desain, arsitektur, fotografi, videografi, musik, dll. Usaha kreatif yang
dilakukan bisa mulai dari menemukan ide, gagasan, konsep dari sebuah inovasi
yang baru. Kuncinya yaitu sebuah bisnis kreatif yang tidak hanya menghasilkan
produk atau jasa, tapi juga menawarkan sebuah inovasi terbaru.
Contoh
creativepreneur ada apa aja sih?
Kayak entrepreneur tadi, creativepreneur juga ada banyak di
sekitar kita. Misalnya secara mikro, ada temanku yang punya start-up bernama
Inipagi Studio, sebuah start-up desain ikon di Jogja. Kerjaannya apa?. Bikin desain ikon. Tahu ikon?. Bukan
nama boyband korea ya, ikon ini gambar kecil untuk interface. Misalnya, ikon Facebook
itu huruf F warna putih di dalam kotak berwarna biru, ikon Twitter bentuknya
burung, atau ikon menu Make-up di Shopee itu berbentuk kotak ada gambar
lipstik, dll.
Kalau kita masih hidup di masyarakat zaman dahulu, mungkin
mikirnya, “Halaaah buat apa bikin ikon? Mending jadi PNS”. Boom.
Tapi karena kita adalah masyarakat digital, kita sadar dong
bahwa, “Desain ikon juga adalah salah satu usaha kreatif”. Mungkin ikon
bukanlah suatu benda yang nyata adanya, nggak bisa disentuh, apalagi dimakan.
Desain ikon juga bukan suatu jasa yang langsung terasa hasilnya, nggak kayak
jasa pijat, yang setelah dipijat pegal-pegalnya jadi hilang. Namun dengan
start-up desain ikon ini, jadi ada beragam varian ikon di dunia digital kita.
Ikon “Call atau telepon” di HP Xiaomi bisa beda dengan ikon “Call” di HP
Samsung. Ikon “Chat” di Whatsapp bisa beda dengan ikon “Chat” di Line.
Atau kalau mau contoh skala makro, mari kita sebut nama
Gojek, Bukalapak, Traveloka, dkk di sini. Om Nadiem Makarim (CEO Gojek) itu
punya apa sih?. Punya ratusan unit motor?. Enggak. Punya puluhan outlet
restauran?. Enggak juga.
Tapi Om (eh gapapa kan ya aku nyebutnya Om?) Nadiem punya
sebuah ide dan inovasi untuk menjawab masalah transportasi di sekitar kita.
Orang mau bepergian tapi macet, nggak ada kendaraan, jarang angkutan umum
lewat, jauh. Bisa order ojek dengan Go-Ride atau Go-Car lewat aplikasi Gojek.
Orang mau makan tapi males jalan ke tempat makan, bisa order makanan lewat
Go-Food.
Begitu kira-kira gambaran creativepreneur.
Nggak jauh-jauh dari ciri Revolusi Industri 4.0,
creativepreneur juga nggak bisa lepas dari kunci utama: internet, big data,
cloud computing, - dan learning machine.
Kenapa sih internet
melulu?
Sederhana. Karena dengan internet, kita dapat terhubung
dalam jaringan besar.
Branding dapat kita sebarkan melalui internet. Promosi dapat
kita lakukan melalui internet. User dapat mengetahui tentang usaha kita melalui
internet.
Memiliki eksistensi dalam internet adalah koentji. Nah untuk
menjaga eksistensi ini, salah satu cara yang perlu creativepreneur lakukan
yaitu dengan memiliki website sebagai sebuah rekam jejak dalam dunia digital.
Misalnya ada temanku seorang creativepreneur dengan menjadi
seorang blogger. Ia memiliki penawaran berupa kreativitas dalam bentuk tulisan
untuk menjadi sebuah media pengenalan atau bahkan promosi sebuah brand. Portofolio
berupa tulisan-tulisannya ter-publish
dalam situs. Sehingga ketika seorang klien akan mengajak kerja sama, bisa
melihat rekam jejak tulisan sang blogger cukup dengan membuka situs websitenya
tersebut. Hal ini pun dapat berlaku pula untuk bidang usaha creativepreneur
yang lain.
Jual sambel aja sekarang bisa via online. Sambel bu Rudy, contohnya.
Atau bolen Kartika Sari. Kita yang di luar Bandung kalau pengen beli bolen Kartika Sari, gampang aja sekarang tinggal pesan online di websitenya.
Apa sih sekarang yang nggak ada di internet?
Jual sambel aja sekarang bisa via online. Sambel bu Rudy, contohnya.
Atau bolen Kartika Sari. Kita yang di luar Bandung kalau pengen beli bolen Kartika Sari, gampang aja sekarang tinggal pesan online di websitenya.
Apa sih sekarang yang nggak ada di internet?
Qwords Mendukung
Creativepreneur
Sabtu (2/3) lalu, Qwords baru saja mengadakan talkshow "Be Creativepreneur in Digital Era". Qwords, sebagai penyedia Web Hosting dan Domain Name mendukung pegiat creativepreneur di Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya di dunia digital. Dukungan dari Qwords diwujudkan dalam bentuk peningkatan layanan melalui update fitur serta peluncuran produk-produk baru.
Di awal tahun 2019, Qwords telah meluncurkan Paket Unlimited Hosting, sebuah paket hosting yang dapat diandalkan dan
tanpa batasan. Fitur Unlimited Hosting ini tidak
lagi mengisolasi pengguna dengan batasan disk
space. Nama domain & sertifikat keamanan SSL juga tersedia gratis. Selain itu, Paket Unlimited
Hosting ini sudah dilengkapi dengan web
accelerator yang membuat website lebih
cepat diakses.
Pada bulan Februari 2019, Qwords juga telah melakukan upgrade jaringan (Network Upgrade) sehingga memungkinkan akses website/aplikasi dari
seluruh penjuru dunia kini semakin cepat. Selain itu, Qwords juga memberikan
tawaran menarik melalui paket Bundling
Hosting 1 GB dan domain .com dengan biaya mulai IDR 10.500/bulan. Kombinasi
yang praktis dan ekonomis bagi pemula yang ingin membangun website baru.
Peningkatan yang dilakukan Qwords juga meliputi layanan WordPressHosting. Kini Paket Hosting yang didesain khusus untuk engine WordPress terbaru
ini bisa dinikmati dengan Disk Space
yang lebih besar, gratis domain & SSL, serta dukungan ekstra CloudPop.
Hal ini membuat website yang berbasis WordPress bekerja jauh lebih optimal.
Sesuai dengan tagline “Reliable Fast Web Hosting with Reasonable
Price”, Qwords selalu memberikan layanan Hosting Indonesia yang dapat diandalkan,
cepat diakses, serta harga yang terjangkau.
Di masa mendatang, Qwords akan selalu berupaya menjadi
partner terbaik bagi pelanggan, komunitas, rekan blogger, pemerintahan, UKM dan
perusahaan.
“Kami akan senantiasa memberikan layanan web hosting yang berkualitas serta dapat diandalkan demi mewujudkan masyarakat go online di era digital.” ~ Qwords, 2019
14 Comments
Alhamdulillah, ini tulisan mencerahkan kesuraman pemahamanku....tengkiyu.
ReplyDeleteWoalah. Creativepreneur jadi kek gini ya mbak. Jadi tahu seluk beluk dunia bisnis di industri 4 ini. Emg sih ya, bisnis digital sangat menggiurkan Krn bnyk yg butuh.
ReplyDeletemudah-mudahan Indonesia siap menghadapi perubahan ini. kecanggihan dan kemajuan teknologi harus diimbangi juga dengan kreatifitas manusianya, agar tidak tertinggal dan tidak hanya sebagai user tapi sebagai creativepreneur juga dalam menciptakan sebuah teknologi
ReplyDeleteBanyak sekali contoh creativepreneur di sekitar kita. Sayang saya masih jadi konsumen bukan pelakunya.
ReplyDeleteSiap-siap take off menuju Creativepreneur, girls.. udah bukan jamannya lagi ngelamar kerja kesana kemari :)
ReplyDeleteKeren ya kayak gojek itu dia menjual ide dengan sebuah aplikasi. Dan terbukti mengurangi banyak pengangguran
ReplyDeleteMakin semangat berselancar nih, be a creativepreneur, siapa takut?
ReplyDeleteEh mbak Disma ngapain ngeblog? mending jadi PNS aja deh. Boom. Hahaha
ReplyDeletewah cocok ni ya, semoga para creative preneur bisa bangga dengan profesinya. Tentunya bangga karena mampu menghasilkan konten2 yg positif dan bermanfaat.
ReplyDeleteBahkan Jepang sudah bersiap menghadapi teknologi5.0? kebayang kayak gimana otomatisasi ( basis digital/internet) sudah diaplikasikan ke berbagai lini kehidupan mereka.
ReplyDeletekayak menggiurkan banget nih jadi creative preneur, pengen menekuni itu tapi sehari-hari masih ngantor *lah malah curhat
ReplyDeleteWahhh emang selalu mantap sih acaranya Qwords, masalahnya kemarin aku ga dapat undangan nih hiksss curcollll
ReplyDeletethanks infonya mengenai CreativePreneur...
ReplyDeletememasuki awal era industry 4.0 ... sangat penting untuk memberikan postingan bermanfaat, salah satunya seperi CreativePreneur ini...
Makasih Mbak penjelasannya. Jadi paham. Btw, jadi pengen nyobain Qwords.
ReplyDelete