Foto dari Twitter @bkdjatengprov |
Berawal dari nggak
niat daftar CPNS
Barangkali sudah banyak yang tahu, ataupun belum, bahwa di
tahun 2018 pemerintah (akhirnya) membuka kembali pendaftaran CPNS. Sebetulnya tahun-tahun sebelumnya setahu aku juga ada, tapi formasi yang ada sangat terbatas. Baru di tahun ini pembukaan pendaftaran CPNS kembali ada dalam jumlah formasi yang besar.
Awalnya, aku males banget daftar CPNS karena satu dan lain
hal.
Pertama, (kayaknya) ribet. Cerita teman-teman yang daftar
CPNS kok kayak riweuh gitu ngurus syarat-syarat administrasi. Antri lama buat
legalisir akreditasi kampus. Antri lama lagi buat ngurus SKCK di kepolisian.
Ngurus surat keterangan bebas narkoba dan segenap kelengkapan administrasi
lain.
Kedua, akses situs pendaftaran CPNS juga ribet. Masih cerita
teman-teman, juga ditambah dengan cuitan netizen Twitter yang jadi trending
topic. Aku jadi tahu kalau web untuk pendaftaran CPNS susah sekali untuk
diakses. Bisa sih masuk ke webnya, tapi ketika diklik register, proses loadnya
sangat lama bahkan nggak jalan.
Ketiga, belum punya gambaran tentang full-time working. Karena selama ini aku terbiasa dengan rutinitas
seorang guru honorer sekaligus blogger yang jam kerjanya “luwes”.
Saking nggak niatnya daftar CPNS, aku sampai bikin thread di
Twitter tentang “Kenapa aku nggak merasa perlu mendaftar CPNS” gitu lah.
Kemudian jadi daftar
CPNS karena...
Berbeda dengan aku, mas Suami dari awal emang udah niat mau
daftar CPNS. Aku sih dukung-dukung aja tanpa tanya macam-macam. Sampai akhirnya
pada suatu hari, kita lagi ngobrol random di tengah jalan, sampai akhirnya jadi
ngobrolin tentang CPNS ini,
Suami: “Adek coba daftar CPNS aja”
Aku: “Enggak ah, ribet”
Suami: “Kata siapa ribet?”
Aku: “Itu, temen-temen di grup pada cerita ngurus ini-itu”
Suami: “Enggak ribet kok, yang di Jawa Tengah Cuma perlu
ijazah terakhir sama transkrip nilai aja. Nggak perlu SKCK, surat keterangan
bebas narkoba, ijazah SD, SMP, dll. Lagian di keterangannya nggak ada
keterangan akreditasi harus dilegalisir. Kebanyakan orang pada nggak baca, Cuma
ikut-ikutan temennya aja itu”
Aku: “Oh gitu ya”
Suami: “Coba daftar aja dulu, rezeki kan nggak ada yang tau.
Nanti kalau ada yang susah, aku bantuin urus”
...
Sesampainya di rumah, suami nyuruh aku cari formasi yang
cocok. Kebetulan aku punya beberapa file PDF berisi formasi-formasi CPNS dari
kiriman di grup WA. Aku coba buka formasi di Jawa Tengah dan menemukan ada
lowongan di SMA Negeri 2 Grabag sebagai guru TIK. Klik. Aku ngerasa kekunci
sama formasi ini. Soalnya SMA Negeri 2 Grabag dekat banget sama rumah di
Magelang. Ibaratnya, lari juga nyampe. Apalagi pas juga gitu, guru TIK kan
syaratnya lulusan Pendidikan Teknik Informatika.
Setelah itu, aku baca syarat-syarat kelengkapan administrasi
yang diperlukan. Ternyata cuma pas foto, scan KTP, scan ijazah, scan transkrip
nilai, scan akta mengajar, scan akreditasi kampus (nggak ada tulisan
legalisir), dan surat lamaran. Iya ya, nggak susah.
*Aku baru tau kalau beda instansi bisa beda syarat
kelengkapan administrasi. Di instansi lain, ada yang perlu melengkapi syarat
administrasi seperti: surat keterangan bebas narkoba, SKCK, lamaran ditulis
tangan, mengirim berkas ke alamat via POS, dll.
Karena nemu formasi yang aku suka, persyaratan yang mudah,
dan dorongan serta dukungan dari suami dan keluarga, ya udah. Aku pun jadi
ikutan daftar CPNS tahun 2018.
Cerita saat
pendaftaran
Seperti yang aku bilang di atas, ada 1 poin di mana situs
web pendaftaran CPNS (sscn.bkn.go.id) itu susah diakses. Akhirnya aku mengalami
sendiri sesusah apa mengaksesnya. Huhu.
Pertama kali, aku coba akses setelah selesai ngajar sekitar
jam 13.00. Aku bisa buka halaman utama web, tapi saat masuk ke menu register,
proses lama tanpa ada progress, alias: nggak kebuka-buka.
Aku ulang setelah pulang sekolah, sekitar jam 17.00, hal
yang sama masih terjadi.
Akupun buka-buka di twitter dan web, ada yang memberi tips
supaya mengakses web sscn di jam yang sepi pengunjung sekitar jam 1-6 pagi.
Jika ada kendala, bisa clear cache
(menghapus history cache melalui menu setting web browser) terlebih dahulu.
Baiklah, aku sama Abang pun coba buka jam 3 dini hari.
Ternyata bisa masuk ke menu register dan lancar sampai selesai isi data. Masya
Allah, berkah sepertiga malam.
Tapi belum selesai sampai di situ. Aku dan Abang masih perlu
mempersiapkan file hasil scan dokumen ke dalam bentuk PDF dengan ukuran
maksimal yang telah ditentukan. Karena ukuran maksimal yang bisa diupload ke
web cukup kecil, padahal ukuran file asli kita cukup besar, alhasil perlu
resize berulang kali supaya sesuai ketentuan.
Hari berikutnya barulah kita buka web SSCN lagi (lagi-lagi
dini hari) untuk upload file. Itupun prosesnya cukup lama. Dan... selesai.
Oh iya, sempat ada waktu aku mau mengirim file akta
mengajar. Dokumen Akta Mengajar milikku yang asli ada di rumah di Magelang,
sedangkan yang ada di Jogja hanya fotokopi Akta Mengajar namun sudah dilegalisir.
Cukup bingung apakah perlu mengambil dokumen Akta Mengajar di rumah, atau cukup
scan fotokopi Akta Mengajar berlegalisir yang ada. Akhirnya aku pilih opsi
kedua. Apakah nantinya akan bermasalah?
Baca lanjutannya di Pengalaman Ikut Seleksi CPNS Jawa Tengah Part II
0 Comments